Friday, January 22, 2010

ADAB-ADAB IKHTILAF

Islam telah meletakkan sendi-sendi adab yang tinggi bagi seorang muslim yang berjalan di atas manhaj Sunnah, dalam pergaulannya bersama saudara-saudaranya ketika berselisih faham dengan mereka dalam masalah-masalah ijtihadiyah. Cukuplah kiranya, sabda Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, pembawa rahmat dan petunjuk.

"Artinya : Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq-akhlaq yang mulia". [Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam 'Adabul Mufrad' dan Imam Ahmad. Lihat 'Silsilah Ash-shahihah 15']

Di antara adab-adab itu ialah :

1. Lapang dada menerima kritik yang sampai kepada anda untuk membetulkan kesalahan, dan hendaklah anda ketahui bahwa ini adalah nasehat yang dihadiahkan oleh saudara seiman anda. Ketahuilah ! Bahwa penolakan anda terhadap kebenaran dan kemarahan anda karena pembelaan terhadap diri adalah kesombongan -A'aadzanallah. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda. Sabda Baginda SAW :

"Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain". [Hadits Riwayat Muslim]

2. Hendaklah memilih kata-kata yang terbaik dan dalam berdiskusi atau berinteraksi dengan sesama saudara Muslim. Allah berfirman :

وَقُولُوا لِلنَّاسِ حُسْنًا َ

Terjemahan : ”Dan ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia” [Al-Baqarah : 83]

Dari Abu Darda' Radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

" Tidak ada sesuatupun yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin pada hari kiamat dibanding akhlaq yang baik, dan sesungguhnya Allah murka kepada orang yang keji dan buruk (akhlaknya)". [Hadits Riwayat Tirmidzi).

3. Hendaklah perbincangan yang dilakukan terhadap saudara sesama Muslim, dengan cara-cara yang paling baik bagi mencapai kesepakatan. Tujuan dalam komunikasi atau perbincangan hendaklah berdasarkan kebenaran semata-mata, bukan untuk membela hawa nafsu yang sering mengajak kepada keburukan. Akhlak anda ketika berbicara terletak pada keikhlasan seseorang itu.

Al-Hafizh Ibnu Abdil Bar menyebutkan dari Zakaria bin Yahya yang berkata : "Aku telah mendengar al-Ashma'i berkata : "Abdullah bin Hasan berkata : ”Perdebatan mulut akan merosakan persahabatan yang lama, dan memisahkan ikatan (persaudaraan) yang kuat, kesan yang paling sikit (adu mulut) akan menjadikan mughalabah (keinginan untuk saling mengalahkan) dan mughalabah adalah sebab terkuat putusnya ikatan persaudaraan.” [Mukhtasyar Jaami' Bayan al-Ilmi wa Fadlihi hal. 278]

Semoga posting terjemahan dari majalah al-Ashalah ini dapat memberikan kredit tambahan kefahaman para pembaca sekalian tentang Fiqh Ikhtilaf .

No comments: